Renungan Selasa, 23 September 2014 : Keluarga Allah

 
Pekan Biasa XXV
 
Ams 21:1-6.10-13; Mzm 119; Luk 8:19-21

Orang mengatakan bahwa soal lahir, jodoh, dan mati ada di tangan Tuhan. Orang tidak bisa memilih atau menentukan ‘saya ingin lahir dari siapa atau di keluarga mana’. Hidup ini merupakan keterlemparan, tetapi tidak demikian hal jika kita berpikir tentang relasi Tuhan dengan manusia.

Ketika kepada Yesus diberitahukan bahwa ibu dan saudara-saudara-Nya mencari Dia, Yesus menanggapi dengan mengatakan, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” Dengan demi kian Yesus membangun sesuatu yang baru. Relasi dengan Dia tak lagi ditentukan hubungan darah, tapi oleh pilihan bebas yang dibuat manusia. Keluarga Allah merupakan keluarga yang disatukan pilihan dan kehendak bebas manusia untuk mendengarkan Firman Allah dan melakukannya. Kemungkinan menjadi anggota keluarga Allah terbuka untuk siapapun yang mau.

Lalu? Tetapi untuk zaman sekarang ini, kita bisa bertanya, “Apakah menjadi anggota keluarga Allah atau menjadi ibu atau saudara-saudara Tuhan Yesus memang masih mempunyai makna?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar