Pekan Biasa XXIV
1Kor 12:12-14,27-31a;Mzm 100:2,3,4,5;Luk 7:11-17
Bhineka Tunggal Ika.” Semboyan ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia
terdiri dari beragam agama, bahasa dan suku bangsa. Namun, keberagaman
itu tidak berarti menutup kemungkinan untuk bekerja bersama-sama. Paulus
memakai keragaman ini melalui kesatuan tubuh dengan banyak anggota,
untuk menggambarkan kesatuan gereja Kristus.
Diakui bahwa tubuh kita terdiri dari bagian-bagian yang unik, khas,
berbeda bentuk dan fungsinya (ayat 18). Peranan dan fungsi masing-masing
anggota tubuh itu baru bisa dirasakan apabila ditempatkan dalam
kesatuan tubuh. Di luar kesatuan itu masing- masing anggota tidak bisa
berfungsi dan berperan sebagaimana mereka dibentuk. Kesatuan tubuh itu
sedemikian solidnya sampai- sampai ketika gigi kita yang berlubang
terasa nyeri maka kepala kita juga ikut pusing dan, pada akhirnya,
seluruh anggota tubuh terganggu aktivitasnya (ayat 26).Kiasan ini sebenarnya merupakan adaptasi Paulus dari kuil Asklepius di
Korintus. Dalam kuil tersebut terdapat banyak sekali anggota- anggota
tubuh secara terpisah. Paulus ingin menekankan kepada jemaat tentang
kesatuan tubuh Kristus. Jemaat Kristen di Korintus adalah gambaran
tentang keadaan tubuh Kristus yang sebenarnya. Melalui penjelasan
tersebut Paulus mengarahkan bagaimana jemaat Tuhan seharusnya hidup.
Ada orang-orang yang diberikan fungsi khusus dalam rangka kesatuan
jemaat. Tetapi tidak dapat dikatakan bahwa karunia yang satu lebih
bernilai dibandingkan karunia lainnya, meskipun satu sama lainnya
berbeda. Tetapi, Paulus mengingatkan bahwa mereka bisa berfungsi sebagai
tubuh Kristus hanya bila mereka menyadari kebergantungan dan kesatuan
dengan bagian tubuh lainnya.
Manfaatkanlah karunia-karunia khusus yang dianugerahkan oleh Kristus dalam kerjasama yang baik karena Dia yang kita layani.
Injil hari ini, Yesus membangkitkan seorang pemuda yang sudah mati, anak
dari ibu yang sudah janda. Namun peristiwa ini akan lebih memberikan
gambaran yang lengkap jika kita lihat ayat-ayat sebelumnya tentang Yesus
yang terlebih dahulu menyembuhkan seorang perwira di Kapernaum. Kita
dapat menarik dua pelajaran penting dari cerita tentang seorang perwira
di Kapernaum dan janda di Nain ini. Pertama, seorang perwira, bukan
orang Israel, memiliki hamba yang sedang sakit keras dan hampir mati
(ayat 9). Ia memiliki relasi yang sangat baik dengan orang-orang Yahudi
(ayat 3), bahkan ikut berpartisipasi dalam pembangunan sinagoge (ayat
5). Ia juga memiliki suatu pengenalan yang benar tentang Yesus. Ia tahu
Yesus memiliki kuasa untuk menyembuhkan tanpa harus datang, melihat
ataupun menjamah hambanya yang sedang sakit keras dan hampir mati. Oleh
karena itu, ketika permintaannya dipenuhi oleh Yesus, dan Yesus berjalan
menuju rumahnya, ia mengutus sahabat-sahabatnya kepada Yesus, supaya
Yesus tidak perlu ke rumahnya, cukup berkata saja, ia percaya bahwa
hambanya akan sembuh. Pengenalannya yang tepat tentang Yesus yang adalah
Mesias membuat perwira tersebut menanggapi secara aktif dan tepat
terhadap Yesus.
Kedua, ketika Yesus pergi ke Nain, di dekat gerbang kota, Ia melihat
rombongan orang yang mengusung orang mati. Mestinya yang dilihat oleh
Yesus pertama kali bukan orang mati yang diusung, tapi ibu dari orang
mati tersebut. Seharusnya si ibu berjalan di depan, disusul usungan
orang mati. Dia tidak memiliki suatu pengenalan yang tepat tentang siapa
Yesus, sehingga dia tidak tahu harus bagaimana merespons kepada Yesus.
Ketika berhadapan dengan Yesus, janda ini pasif. Namun dalam situasi
seperti ini Yesus berinisiatif aktif terhadap janda ini. Dia menyentuh
dan berkata kepada anak muda “bangkitlah.”
Dua pelajaran: Orang yang mengenal siapa Yesus, seharusnya memiliki
respons iman seperti perwira. Kepada orang yang kurang mengenal Yesus,
Yesus sendiri akan secara aktif memperkenalkan diri-Nya kepadanya.
Renungkan: Seberapa jauh dan dalam, pemahaman tentang Yesus? Pikirkan dan renungkanlah dalam hidupmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar