Pekan Biasa XXV
Yesaya 55:6-9;Filipi 1:20c-24,27a
Apa yang menjadi jaminan bagi seseorang untuk kepastian
keselamatannya? Bagi umat yang sudah sekian lama menderita karena
hukuman Allah atas dosa-dosa mereka, tentu tidak akan sembarang
memercayai janji keselamatan tanpa bukti nyata. Bukan hanya secara
jasmani mereka menderita, rohani mereka pun gersang. Tak ada satu pun
yang bisa mereka lakukan untuk melepaskan diri dari keputusasaan.
Belenggu pembuangan begitu ketat dan kuat.
Syukur kepada Allah, Dia telah menyatakan janji-Nya bahwa mereka yang
berpaling dan menantikan keselamatan daripada-Nya tidak akan
dikecewakan . Firman-Nya ya dan amin. Apa yang Allah janjikan
dalam firman-Nya? Pertama, firmanNya adalah makanan dan minuman bagi
jiwa, yang diberikan-Nya sebagai anugerah . Jangan mencari
alternatif apapun untuk memuaskan dahaga rohani kita . Dia
sendiri sudah menetapkan hamba-Nya, Mesias keturunan Daud, sebagai agen
keselamatan ini .
Kedua, ketika Allah berfirman, Ia juga menyatakan diri-Nya, Ia hadir
di antara kita. Kita tidak dapat memisahkan firman-Nya dengan diri-Nya
sendiri. Itu sebabnya, mencari Tuhan adalah mencari firman-Nya.
Ketiga, firman-Nya, jauh melampaui pemahaman kita . Dia
adalah Allah yang tidak terbatas, firmanNya juga tidak terbatas. Namun
segala kehendak-Nya dan apa yang Dia firmankan adalah untuk kebaikan
kita. Keempat, firman-Nya sungguh berkuasa . Apapun
yang Ia kehendaki pasti berhasil. Keadaan yang rusak, suasana yang
mengerikan dan kehidupan yang sulit, secara ajaib akan berubah dengan
baik ketika firman-Nya datang . Kelima, ada hormat dan pujian
bagi orang yang memberitakan firman Tuhan karena melalui dia,
nama Tuhan dimahsyurkan.
Firman-Nya ya dan amin. Kita yang sudah menerima keselamatan dan yang
diberdayakan oleh firman-Nya demi misi-Nya, mari giat mengabarkan Injil
agar lebih banyak lagi orang yang merespons undangan anugerah ini.
Paulus menekankan pentingnya Hidup menghasilkan buah. Apa sebabnya Paulus dapat optimis bahkan bersukacita di tengah
penderitaannya, khususnya pemenjaraan yang menimpa dirinya? Bukankah ada
kemungkinan ia akan dieksekusi oleh karena imannya?
Paulus tidak menguatirkan mengenai keselamatannya. Dia percaya bahwa
kesudahan semua penderitaan dan penjara itu adalah keselamatan dirinya.
Entah keselamatan dalam arti ia dibebaskan dari pemenjaraan fisik maupun
keselamatan surgawi . Dirinya adalah pemberian dan milik
Kristus, untuk Dia saja — hidup atau mati — Paulus mengabdikan dirinya.
Yang Paulus kuatirkan ialah bagaimana hidupnya tetap dapat
mempermuliakan Tuhan baik ketika ia ada di dalam penjara, maupun pada
masa mendatang entah dalam keadaan apapun dia, bahkan sampai pada saat
kematiannya . Bagi Paulus persoalannya bukan mati atau hidup,
asalkan kedua-duanya memuliakan Tuhan. Di satu sisi memang kematian akan
menyelesaikan perkara penderitaan dan kesusahan di dunia ini. Kematian
berarti permulaan dari menikmati secara penuh persekutuan keselamatan
yang telah Kristus kerjakan . Namun, di sisi lainnya Paulus
melihat kebutuhan dan sekaligus panggilan Tuhan untuk tetap berkarya di
dalam dunia ini. Paulus melihat kebutuhan konkret jemaat Filipi dan
pelayanan mereka. Oleh sebab itu Paulus memutuskan untuk taat pada
kehendak Allah yaitu tinggal di dalam dunia ini untuk hidup menghasilkan
buah .
Kematian bukan pelarian bagi Paulus. Selama ia hidup, ia harus
memberi buah: menjadi berkat bagi orang-orang yang kepadanya Tuhan
pertemukan. Kalau tiba waktunya kematian menjemput, Paulus tahu ia akan
ke sorga mulia. Namun, sekarang selagi ia hidup berarti bekerja dan
melayani Tuhan. Paulus sadar panggilan untuk menderita demi Kristus
adalah panggilan mulia. Ia mendorong jemaat Filipi untuk tetap hidup
sepadan dengan Injil dan tiada gentar akan musuh-musuh yang
akan menyerang mereka walaupun menghadapi resiko sama seperti
yang sedang dihadapi Paulus saat itu. Mengapa demikian?
Pertama, adalah kehormatan bila seseorang menderita bagi Kristus
karena itu berarti ia dipercaya untuk memikul salib dan mengikut Dia.
Penderitaan menjadi suatu karunia sebab penderitaan itu karena melayani
Dia yang telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita.
Kedua, penderitaan mempersatukan Kristen. Bukan hanya berpegang pada
prinsip Alkitab mempersatukan umat melalui disiplin ilahi, kenyataan
hidup kita juga mempersatukan saat-saat Kristen menghadapi penganiayaan
untuk menyangkal imannya, saat-saat itulah persekutuan doa dimulai.
Saat-saat itulah Kristen saling menolong dan saling menguatkan.
Ketiga, penderitaan merupakan latihan iman. Dengan melatih diri setia
walaupun menderita, tetap melayani walaupun sakit, iman menjadi kuat
dan tangguh. Tuhan dapat memakai kita untuk menjadi berkat bagi orang
lain.
Keempat, penderitaan beroleh makna baru. Bagi orang tidak beriman,
penderitaan demi Injil adalah kekalahan. Bagi orang beriman, penderitaan
demi Injil justru merupakan tanda keselamatan Allah sedang berlaku.
Allah menyertai hamba-hamba-Nya dan menyelamatkan orang lain melalui
penderitaan para hamba-Nya itu .
Injil hari ini, Bukan upah tetapi karunia. Seperti halnya para pendengar ajaran Yesus, kita bisa berpikir bahwa
mengikut Yesus sekian lama membuat kita layak beroleh upah. Upah itu
adalah hak masuk sorga dan karunia kemuliaan sorgawi lainnya.
Perumpamaan ini kembali menegaskan bahwa hak masuk sorga itu adalah
karunia Allah; bukan upah dari Allah atas usaha moral atau agama yang
kita lakukan. Panggilan Injil Kristus yang mencari, menemukan dan
merubah kita. Orang bisa beriman, bertobat, berubah sifat, semata karena
karunia Allah. Karena itu alasan untuk kita taat dan melayani Tuhan
hanya satu: bersyukur dan mengasihi Tuhan yang telah lebih dulu
mengasihi.
Sama di hadapan karunia Allah. Bagian firman ini menolak anggapan
bahwa karunia Allah membuat orang ayal-ayalan. Sebaliknya karunia Allah
mengharuskan orang menjalani hidup sebagai murid Yesus yang tulus dan
tekun dalam kebaikan serta pelayanan. Namun seluruh kebaikan dan
pelayanan itu adalah hasil menerima dan mensyukuri karunia Allah. Di
hadapan Allah, baik Kristen asal Yahudi (lebih dulu mengenal Yesus)
maupun Kristen asal kafir (kemudian mengenal Yesus), sama tidak dapat
membanggakan apa pun dari dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar