Renungan Sabtu, 13 September 2014 : Agama Palsu


Pw St Yohanes Krisostomus

1Kor 10:14-22a;Mzm 116;Luk 6:43-49

Bagi masyarakat Palestina, pohon ara (Ficus carica) merupakan pohon paling terkenal. Ia menjadi lambang kesuburan, perdamaian, dan kesejahteraan. Buah anggur juga menjadi lambang kegembiraan dan berkat. Sebaliknya, semak dan duri hanya layak dibakar. Dalam Injil hari ini, Yesus bicara tentang karakter Kristen. Ia tak tumbuh serta merta, tapi punya asal usul dan proses. Yesus bicara mengenai hubungan ‘sesuatu yang sehat’ dengan ‘hasil yang baik’. Hidup yang sehat berarti hidup jujur di hadapan Allah dan manusia. Kitab Yes 5:20 mengatakan, “Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit.”

Kebohongan, buah yang buruk itu, memunculkan agama palsu yang menghilangkan ‘segala sesuatu yang keras’ dari religi, salib dari kekristenan, dan membuang kata-kata tajam Yesus, serta menempatkan pengadilan Allah sebagai latar belakang belaka.

Dengan menjadi jujur terhadap Allah, dalam Sabda-Nya, dan dalam Rahmat- Nya, kita memiliki landasan kokoh, yang tak akan lenyap meski taufan melanda (lih. Amsal 10:25). Memang perlu praktik!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar