Renungan Senin, 17 November 2014 : Orang Buta

 
Pw St Elisabet dr Hungaria
 
Why 1:1- 4;2:1-5a; Mzm 1; Luk 18:35-43

Injil ini sangat kaya akan simbol dan dinamika indah yang mencerminkan proses perkembangan iman seorang kristiani. Dikisahkan seorang buta yang duduk di pinggir jalan kota Yeriko (arti: City of the Moon) yang disembuhkan Yesus. Perhatikan tiga kata yang hampir selalu muncul dalam kisah-kisah panggilan seseorang dalam Injil: “Mendengar”(ay.36), “Melihat” (ay.41.42.43) dan “Mengikuti” (ay.43). Tiga sikap ini adalah syarat utama bagi seseorang untuk menjadi murid Yesus. Pertama, mendengar Sabda Tuhan. Kedua, melihat campur tangan Allah yang mengubah hidupnya. Dan ketiga, mengikuti Yesus, bahkan sampai ke Golgota atau berani menderita.

Orang banyak (Yun: oxlos) yang tidak buta yang berjalan di depan hanya mengenal Yesus sebagai “Yesus orang Nazaret lewat” (ay. 37). Kata “di depan”adalah simbol orang yang merasa sudah lebih dulu mengenal dan dekat dengan Yesus. Tetapi apa yang “dilihat” orang buta itu? Dua kali ia “melihat” identitas Yesus yang sebenarnya. Dia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Ketika dia di larang oleh orang banyak, “indera imannya”, bahkan membuat dia melihat lebih dalam dan semakin yakin untuk berteriak lebih keras, “Anak Daud, kasihanilah aku!” Penyembuhan orang buta ini membuat rakyat (Yun. Laos) disembuhkan juga dari kebutaan iman, sehingga mereka mampu melihat dengan benar” dan memuji-muji Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar