Renungan Sabtu, 15 November 2014 : Setia Berharap


Pekan Biasa XXXII

3 Yoh 5-8;Mzm 112; Luk 18:1-8

Dalam Injil hari ini, Yesus menampilkan seorang hakim yang lalim dan seorang janda yang tekun meminta pembelaan dari si hakim. Ketekunan si janda dalam memohon pembelaan lebih kuat daripada ketidakpedulian si hakim, sehingga akhirnya hakim itu mengabulkan permohonannya. Tentu saja hakim itu juga mengabulkan permohonan itu agar ia tidak dipermalukan gara-gara permohonan si janda. Kita mungkin pernah melakukan sesuatu bukan untuk membangun motivasi yang baik dan benar, tetapi supaya jangan direpotkan.

Begitulah ketekunan yang diharapkan dari orang beriman dalam menantikan hari kedatangan Anak Manusia. Penantian panjang bisa sangat membosankan dan melelahkan. Orang bisa kehilangan pengharapan sebelum tiba pada hari yang dinantikan. Melalui perumpamaan ini Yesus menegaskan bahwa Allah tidak mengecewakan. Jika seorang hakim yang lalim tahu memberikan yang diminta darinya, apalagi Allah Bapa yang baik.

Sebagai orang pilihan, kita diajak setia dalam sikap berjaga di masa penantian yang berat, seperti Yesus setia kepada kehendak Allah. Paus Fransiskus berulang kali menyerukan agar kita menjadi orang kristiani yang tidak pernah kehilangan pengharapan. Kesetiaan dan ketekunan dalam berharap tidak bisa dihasilkan dari kemauan keras manusia semata, tapi juga merupakan buah Roh yang diterima manusia dalam persahabatan dengan Allah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar