Renungan Selasa, 4 November 2014 : Menanggapi Undangan Tuhan

 Flp. 2:5-11; Mzm. 22:26b-27,28-30a,31-32; Luk. 14:15-24. 
 
“Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah.”

Yesus mewartakan perumpamaan tentang undangan ikut serta dalam meja perjamuan Sang Raja. Kita diundang untuk makan roti dalam Kerajaan-Nya. Apa artinya?

Dalam perspektif Alkitab, undangan untuk ikut serta dalam perjamuan roti merupakan suatu kehormatan, tanda pemuliaan dan persahabatan. Undangan itu juga merupakan gambaran tentang keindahan surga yang digambarkan sebagai suatu perjamuan nikah. Tuhan sendirilah yang mengundang kita untuk ambil bagian dalam perjamuan yang terpenting itu, dan Ia sendiri menyediakan hidangan rohani bagi kita berupa tubuh dan darah-Nya, sebagai santapan dan minuman rohani kita.

Kita mestinya menambut undangan itu dengan baik. Jika Kristus Tuhan telah mengundang kita, bagaimana mungkin kita mengabaikan undangan-Nya? Undangan personal tetla dikirimkan kepada kita dan kita mempunyai banyak waktu untuk menata jadwal dan menanggapi undangan itu dengan sebaik-baiknya. Mari kita tidak mengutamakan kepentingan diri pribadi kita melebihi undangan istimewa dari-Nya.

Dewasa ini, kita menanggapi undangan-Nya dengan ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi dan bahkan melanjutkannya dengan Adorasi Ekaristi Abadi. Mari kita tidak membiarkan tugas-tugas kita dan kesibukan kita sendiri menyerap kita sehingga kita tidak punya waktu untuk Tuhan. Jangan biarkan banyak hal menghalangi dan mengungkung kita sehingga kita tidak punya waktu untuk merayakan Ekaristi harian, berdoa, maupun menyembah-Nya dalam Adorasi Ekaristi Abadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar