Renungan 7 November 2014 : Jumat Pertama November

Filipi 3:17-4:1; Mzm 122:1-5; Luk 16:1-8

“Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.” (Luk 16:8)

MENGAPA  Yesus memuji bendahara yang tidak jujur? Apa yang dilakukannya hingga Yesus memujinya?

Yesus memujinya karena ia telah berlaku cerdas dan bijaksana dalam menghadapi masa depan hidupnya yang sedang terancam. Ia akan dipecat karena tuduhan menyalahgunakan harta tuannya. Itu memalukan. Mencangkul ia tak bisa.

Mengemis, aduh memalukan! Dan ia pun bertindak cerdas dan kreatif. Ia mulai berhitung dengan para pengutang dan memberi mereka diskon. Kalau nanti dia dipecat, siapa tahu di antara mereka ada yang berbaik hati padanya.

Dalam memberikan diskon, ia pun sebenarnya memberikan yang menjadi haknya. Di sinilah ia diperhitungkan sebagai hamba yang bijak mengantisipasi masa depan.  Di satu pihak ia memperingan pengutang dengan diskon yang kemungkinan juga merupakan hak komisinya. Di lain pihak ia mengangkat derajat tuannya sebagai tuan yang murah hati dan baik sebab memberi keringanan hutang. Melihat itu sang tuan pun akan memaafkan dia.

Sikap hamba itu dipuji Yesus. Dengannya Yesus mengajar kita tentang hidup rohani dan relasi kita dengan Allah. Iman dan cara pandang ke depan yang bijak dapat menyelamatkan kita dari kekacauan. Yesus mengajarkan kepada kita bukan hanya soal menghadapi krisis keuangan dan ekonomi tapi juga dalam hal hidup rohani. Kita harus cerdas dan tangguh menghadapi krisis moral dan spiritual.

Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita menyembah Tuhan Yesus yang mengajarkan kepada kita bahwa harta sejati tak hanya berupa apa yang kita miliki tapi apa yang kita bagikan. Dalam Adorasi Abadi kita melayani Tuhan dan sesama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar