Renungan Senin,18 Agustus 2014 : Pesona Semu


Pekan Biasa XX
Yeh 24:15-24; Ul 32; Mat19:16-22

“Pendosa yang buruk melulu mencatat kejahatan-kejahatan yang dilakukannya. Pendosa yang baik mencatat keutamaan-keutamaan yang tidak dilakukannya.”

Ada seorang pemuda yang kaya dan telah menuruti perintah Allah sejak masa kecil. Jika ia berada di tengah para perempuan lajang yang mencari jodoh atau di antara orangtua yang sedang mencari menantu, pasti akan menjadi rebutan. Si pemuda rupanya sedang galau. Ia berkonsultasi kepada Yesus mengenai cara memperoleh hidup kekal. Sepintas orang pasti terpesona, karena kaya dan taat pada perintah Allah, serta terus mencari hal-hal baik untuk masuk Surga. Tunggu dulu! Persis di situlah kekeliruan itu.

Si pemuda kaya itu bertanya, “Apa yang harus kuperbuat untuk...?” Dia menyangka hidup kekal dapat ditukar dengan per buatan baik. Kesempurnaan praktik agama Yahudi berbeda dengan kesempurnaan yang ditawarkan Yesus. Jalan menuju kesempurnaan hidup kekal bukan peraturan-peraturan hukum atau perbuatan baik, melainkan jalan tata penyelamatan baru, yakni Yesus sendiri. Dialah Jalan, Kebenaran dan Hidup yang mengosongkan diri-Nya dan menjadi sama dengan manusia.

Itulah yang diminta Yesus dari si pemuda kaya, yakni mengidentifikasi diri dengan orang miskin melalui pengosongan dan pembersihan diri dari kelekatan harta dunia. Kerajaan Allah tak diraih karena prestasi manusia, tetapi rahmat yang dicurahkan dalam hati yang lepas bebas. Bagaimana saya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar