Pekan Biasa XVIII
Yer 31:31-34; Mzm 51; Mat 16:13-23
Dalam perjalanan hidupnya, manusia belajar membedakan mana yang benar dan salah. Manusia juga dipanggil untuk melakukan apa yang baik dan benar sesuai kehendak Tuhan. Semua itu karena Tuhan telah menaruh hukum-Nya dalam batin setiap manusia (Yer 31:33). Ia menuliskannya dalam hati manusia sehingga manusia mengenal Tuhan. Inilah awal perjanjian baru yang diadakan Allah dengan umat Israel. Di kemudian hari, Yesus memperbaruinya kepada seluruh umat manusia.
Yesus datang ke dunia sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat 16:16). Petrus mendapat karunia untuk mengenali siapa sesungguhnya Yesus. Allah Bapa telah menyatakan hal itu kepada Petrus supaya ia dapat menjadi dasar berdirinya Gereja. Meski pada awalnya Petrus kurang siap dan takut kehilangan Yesus, namun ia di tegur oleh Yesus supaya tidak jatuh dalam ketakutan semu dari iblis. Yesus menginginkan Petrus berani menjadi batu karang yang teguh membangun Kerajaan Allah sesuai kehendak Bapa.
Kita pun seperti Petrus, kadang kita takut tampil sendiri untuk mewartakan Injil. Padahal, kita sudah memiliki cukup bekal yaitu hukum Tuhan yang tertulis di hati kita. Kita dipanggil untuk mewartakan Kerajaan Allah dan membawa lebih banyak orang kepada keselamatan meski sendirian. Percayalah, dengan pertolongan Roh Kudus, kita dapat bersaksi dengan berani melalui cara hidup kita. Asalkan kita selalu menyediakan diri untuk mendengarkan kehendak Bapa.
Dalam perjalanan hidupnya, manusia belajar membedakan mana yang benar dan salah. Manusia juga dipanggil untuk melakukan apa yang baik dan benar sesuai kehendak Tuhan. Semua itu karena Tuhan telah menaruh hukum-Nya dalam batin setiap manusia (Yer 31:33). Ia menuliskannya dalam hati manusia sehingga manusia mengenal Tuhan. Inilah awal perjanjian baru yang diadakan Allah dengan umat Israel. Di kemudian hari, Yesus memperbaruinya kepada seluruh umat manusia.
Yesus datang ke dunia sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat 16:16). Petrus mendapat karunia untuk mengenali siapa sesungguhnya Yesus. Allah Bapa telah menyatakan hal itu kepada Petrus supaya ia dapat menjadi dasar berdirinya Gereja. Meski pada awalnya Petrus kurang siap dan takut kehilangan Yesus, namun ia di tegur oleh Yesus supaya tidak jatuh dalam ketakutan semu dari iblis. Yesus menginginkan Petrus berani menjadi batu karang yang teguh membangun Kerajaan Allah sesuai kehendak Bapa.
Kita pun seperti Petrus, kadang kita takut tampil sendiri untuk mewartakan Injil. Padahal, kita sudah memiliki cukup bekal yaitu hukum Tuhan yang tertulis di hati kita. Kita dipanggil untuk mewartakan Kerajaan Allah dan membawa lebih banyak orang kepada keselamatan meski sendirian. Percayalah, dengan pertolongan Roh Kudus, kita dapat bersaksi dengan berani melalui cara hidup kita. Asalkan kita selalu menyediakan diri untuk mendengarkan kehendak Bapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar