Pekan Biasa XIX
Yeh 16:59-63; Yes 12; Mat 19:3-12
Perikop ini diberi judul Perceraian. Rupanya persoalan perceraian ini sudah menjadi masalah sejak zaman kuno. Di zaman kita, perceraian juga menjadi berita yang selalu bisa ditemukan dalam hidup sehari-hari. Ada pasangan yang baru saja menikah kemudian bercerai. Tapi ada juga pasangan berusia 90-an tahun dan sudah menikah puluhan tahun, akhirnya juga berpisah. Lembaga perkawinan juga tidak lagi dihormati.
Di lain pihak, kita juga melihat, meskipun fenomena perceraian yang begitu hebat, toh masih banyak orang yang tetap mau menikah. Pernikahan mewah dan mahal terus diadakan di mana-mana. Rupanya fenomen perceraian tidak membuat mereka khawatir akan membangun rumah tangga. Banyak pasangan terus mengikrarkan diri hidup bersama dalam lembaga perkawinan. Mengapa? Teolog terkenal, N.T. Wright, mengatakan bahwa kehausan dan kerinduan orang untuk hidup bersama dalam ikatan kasih merupakan tanda kehendak Allah. Allah sang kasih itu ingin selalu mempersatukan manusia.
Lalu? Perkawinan adalah kehendak Tuhan. Tetapi “karena kekerasan hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan istrimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian” (ay. 8). Jika memang demikian, mengapa kita tidak mencoba sekali lagi mengusahakan apa yang setiap orang sudah tahu, yaitu melunakkan hati kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar