Renungan Selasa, 19 Agustus 2014 : Kelekatan


Pekan Biasa XX
Yeh 28:1-10; Ul 32;Mat 19:23-30

Raja Tirus yang dikisahkan Nabi Yehezkiel mirip dengan orang muda kaya dalam kisah Matius, yaitu membiarkan diri dikuasai kelekatan tak teratur terhadap harta dunia. Raja Tirus pandai berdagang dan menjadi kaya. Namun sayang, karunia hikmat dan pengertian yang ia miliki sebagai raja segera pudar karena kesombongan. Emas dan perak membuat dia tinggi hati. Ia menempatkan diri sama dengan Allah, lalu mati dibunuh bangsa asing (28:7).

Yesus mengingatkan, betapa sulit orang kaya masuk dalam Kerajaan Surga. Para murid heran dan gempar. Kalau begitu siapa yang dapat diselamatkan? (19:25). Zaman sekarang, orang yang tak memiliki hasrat menjadi kaya dianggap aneh. Tidak menerima suap dituduh munafik, menolak korupsi dianggap sok suci. Apakah salah jika kita kaya? Tidak! Yang salah adalah jika menghalalkan semua cara agar menjadi kaya.

Petrus dan para murid yang mengambil jarak terhadap jabatan, kekuasaan dan kenikmatan harta dunia, menanyakan upah mereka. Yesus pun membuka rahasia Kerajaan Allah. Jika karena menjadi murid Kristus kita dihina dan dikecewakan manusia, Allah tidak demikian. Upah yang diterima seratus kali lipat dari hal-hal yang ditinggalkan. Juga, upah pada masa depan, yaitu hidup yang kekal. Ini berlaku bagi setiap murid Kristus.
Percayakah saya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar