Renungan Senin, 25 Agustus 2014 : Munafik


Pekan Biasa XXI
2 Tes 1:1-5.11b-12; Mzm 96; Mat 23:13-22

Yesus mengecam orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dengan teguran yang cukup keras. Yesus menyebut mereka sebagai “orang-orang munafik”. Ada yang menarik dari kata “munafik” dalam Kitab Suci. Dalam bahasa Yunani, kata “munafik” disebut hypokritos.

Lebih menarik lagi, kata ini juga dipakai untuk menyebut para pemain drama atau sandiwara. Aktor atau aktris dalam drama bisa saja menangis dengan tersedu-sedu, tertawa, berbuat baik seperti malaikat atau bertindak kejam atau sadis dalam suatu pementasan drama. Namun, kita bisa membedakan bahwa dalam hidup harian atau yang ada dalam hati mereka mungkin berbeda sama sekali dengan peran yang mereka tampilkan di panggung.

Inilah yang menggambarkan dengan tepat yang dimaksud dengan kata “munafik”, yaitu ada perbedaan antara hal yang dilakukan dengan hal yang ada dalam diri atau hati. Perbedaan lain tentu adalah soal motivasi. Motivasi seorang aktor dalam sandiwara tentu untuk menarik perhatian, menggugah perasaan penonton. Dengan kata lain, motivasi sang aktor hanya untuk dilihat atau dipuji orang.

Hidup jemaat di Tesalonika adalah gambaran terbalik dari sifat munafik. Perbuatan baik yang mereka lakukan bertujuan hanya untuk memuliakan Yesus yang hidup di tengah-tengah mereka.

1 komentar: