Renungan Jumat, 08 Agustus 2014 : Menyangkal Diri


Pw. St. Dominikus, Pendiri Ordo Pengkotbah Im.
Nah 1:15; 2:2; 3:1-3,6-7; Ul 32:35-36, 39,41; Mat 16:24-28

Menjadi orang baik dan benar itu gampang-gampang susah. Saya sendiri sering menghadapi dilema saat harus menjadi baik, entah karena keinginan sendiri atau tuntutan orang sekitar. Kualitas orang baik secara umum antara lain: rendah hati, jujur, sabar, pemaaf, suka menolong, rajin bekerja, dan tekun berdoa. Semua kualitas itu akan berbuah kasih dan kebaikan jika mengakar dalam hidup sehari-hari.

Pada saat godaan menyerang, kita harus berani menyangkal diri. Artinya kita mau menolak atau melawan ke cenderungan nafsu duniawi dan egoisme dalam diri. Penyangkalan diri membutuhkan penguasaan diri yang kuat. Contoh sederhana, menyisihkan uang untuk disumbangkan kepada fakir miskin. Atau, bila kita biasanya malas ikut kegiatan Gereja, cobalah untuk mulai terlibat minimal satu kegiatan menggereja seperti pendalaman Kitab Suci. Dengan begitu, kita semakin mengenal dan dekat dengan Tuhan. Kita pun bisa menjadi pewarta Kabar Gembira bagi sesama dimulai dari keluarga sendiri.

Santo Dominikus berpesan: “Tetaplah penuh dalam cinta kasih dan kerendahan hati, dan jangan tinggalkan kemiskinan!” Apakah kita berani menyangkal diri dan menjadi pewarta Kabar Gembira di lingkungan tempat tinggal kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar