Renungan Kamis, 14 Agustus 2014 : Pengampunan


Pw St Maximilianus Maria Kolbe, Im. Mrt
Yeh 16:59-63; Yes 12; Mat 18:21-19:1

Perikop yang cukup panjang ini, yang masih merupakan bagian dari pewartaan Matius tentang hidup komunitas Kristiani, berbicara tentang pengampunan tanpa batas. "Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." Allah sudah melaksanakan. Sakramen Tobat adalah bukti keterbukaan Allah kepada manusia yang lemah yang bisa selalu jatuh dalam dosa, bahkan selalu dosa yang sama.

Ada cerita kecil. Seorang datang berkali-kali kepada seorang imam untuk mengaku dosa. Dosanya tetap sama, seperti tak ada perubahan dalam diri orang ini. Hal ini membuat sang imam jengkel dan marah. Maka, ketika orang itu datang lagi, sang imam menegur dia, "Tampaknya engkau kurang serius dalam mengusahakan pertobatanmu sehingga engkau jatuh pada dosa-dosa yang sama. Karena itu, untuk kali ini saya tidak bisa memberikan absolusi." Si peniten menangis dan kecewa, dengan sedih ia meninggalkan bilik pengakuan. Baru saja ia mau meninggalkan tempat itu, tiba-tiba ia mendengar suara, "Ego te absolvo a peccatis tuis in nomine Patris, et Filii, et Spiritus Sancti." Orang itu terkejut dan menoleh ke belakang. Ternyata suara pengampunan itu datang dari salib Yesus yang tergantung di sana. Imam menolak memberikan pengampunan; Tuhan Yesus memberikan pengampuan itu.

Lalu? Pengampunan itu indah. Sayang, Sakramen Rekonsiliasi yang bisa diterima berulang-ulang, ada kecendrungan direduksi, dibatasi, dan hanya diterima dua kali setahun saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar