Renungan Sabtu, 25 Oktober 2014 : Bertobat

 
Pekan Biasa XXIX
 
Ef. 4:7-16;Mzm 122;Luk. 13:1-9

LUKAS 13:1-5 memberi contoh tentang ‘meneliti keaslian zaman’. Ada dua peristiwa besar. Sejumlah orang Galilea dibunuh secara keji oleh Pilatus (ay.1). Lalu, 18 orang mati ditimpa Menara Siloam (ay.2). Orang-orang menilai dua peristiwa ulah manusia dan alam itu sebagai kutukan dosa, sesuai kata Amsal 24:16, “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana”.

Yesus mengatakan, ‘penelitiaan keaslian zaman’ seperti itu, tidak benar! “Sangkamu dosa-dosa mereka lebih besar dari dosa semua orang Galiela dan seluruh penduduk Yerusalem? Tidak!, kata-Ku kepadamu. Tetapi jika kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian,” kata Yesus (lih. ay.2-5).

Bertobat menjadi kata kunci dalam mengikuti Yesus. Untuk ini, Tuhan selalu memberi kesempatan seperti dikisahkan dalam perumpamaan ‘pohon ara yang tidak berbuah’(Luk.13:6-9). Para nabi menulis, hasil buruk buah pohon ara adalah lambang dari orang yang tidak setia kepada Allah (lih. Yoel 1:7.12; Hab. 3:17; Yer.8:13), dan gambaran pemimpin yang jelek (lih. Yer.24:8-10). Allah memberi waktu untuk bertobat, karena pengadilan- Nya bertujuan untuk memurnikan dan membersihkan kita dari segala dosa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar