Hari Biasa Pekan XXVII
Gal. 3:22-29; Mzm. 105:2-3,4-5,6-7; Luk. 11:27-28.
Salah
satu kebahagiaan seorang ibu adalah pada saat ia dapat mengandung dan
menyusui anaknya. Maka, banyak ibu yang sudah lama menikah tetapi tidak
kunjung mengandung, sangat rindu dan melakukan berbagai macam upaya
untuk bisa mengandung dan mempunyai anak. Pada saat mengandung, mereka
pasti juga menyadari bahwa mereka akan menderita pada saat melahirkan.
Namun, mereka tetap bahagia. Demikian pula, ibu-ibu yang ASInya tidak
cukup atau tidak lancar pada saat menyusui. Mereka berupaya untuk minum
jamu ini dan itu agar produksi ASInya cukup. Nah, itulah kebahagiaan
para ibu. Apalagi kalau di kemudian hari, anaknya tersebut tumbuh dengan
baik serta menjadi orang yang hebat. Rasanya, hal inilah yang membuat
seorang perempuan dalam Injil hari ini berseru, "Berbahagialah ibu yang
telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau" setelah ia
mendengarkan pengajaran Yesus dan menyaksikan karya-karya-Nya. Saya
yakin, Yesus tidak menolak hal ini. Ia sangat menghargai dan menghormati
Bunda Maria yang telah mengandung dan menyusui-Nya. Namun, pada waktu
itu Yesus sedang mengajar. Maka, Ia menempatkan kebahagiaan dalam
konteks pengajaran-Nya. Yang berbahagia bukan hanya Bunda Maria yang
telah mengandung dan menyusui-Nya tetapi juga semua orang yang
"mengandung" sabda Tuhan dalam hati dan budinya lalu mewujudkannya dalam
tindakan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar