Renungan Kamis, 23 Oktober 2014 : Api Cinta Kasih Allah

Hari Biasa Pekan XXIX 
 
Efesus 3:14-21; Mzm 33:1-2.4-5.11-12.18-19; Lukas 12:49-53

“Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala!”

YESUS  mengejutkan kita dengan sabda-Nya saat menyatakan bawa Ia akan melemparkan api dan menyebabkan perpecahan dari pada memberi damai di bumi. Apakah artinya? Mari kita pusatkan peratikan kita pada topik tentang api yang Yesus bicarakan. Api macam apaka yang ada dalam pemikiran-Nya?

Dalam Kitab Suci, api sering dihubungkan dengan Allah dan tindakan-Nya di dunia serta dalam kehidupan umat-Nya. Api dari Allah memurnikan kasih dan membersihkan hidup kita.

Saya kutipkan beberapa contoh. Dalam Kitab Keluaran 3:2, Allah berbicara kepada Musa dalam simbol api yang menyala di semak belukar namun tidak menghanguskannya. Api juga menggambarkan kemuliaan Allah (Yeheskiel 1:4, 13), kehadiran-Nya yang melindungi (2Raja 6:17), kekudusan-Nya (Ulangan 4:24), pengadilan yang benar (Zakharia 13:9), dan perlawanan terhadap dosa (Yesaya 66:15-16). Bahkan, api menggambarkan Roh Kudus (Mateus 3:11, Kisah 2:3).

Terakhir, api juga terkait denga kasih Allah sendiri yang berkobar bagi manusia. Kasih Allah dalam bara api yang menyala untuk menyucikan kita dalam diri Yesus Kristus. Kasih Allah membakar dan menyucikan hidup kt.

Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita menyembah Yesus Kristus yang mengundang kita untuk meneliti hidup kita apakah kita sungguh telah mengasihi Allah di atas dan melebihi segala-galanya. Kita harus mengasihi Allah di atas segala-galanya. Semoga kasih Yesus Kristus mendorong kita untuk menempatkan Allah sebagai yang utama dari semua yang kita kerjakan dengan api cinta kasih kita kepada Allah dan sesama. Api adalah gambaran tentang cinta yang menyala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar