Hari Biasa Pekan XXIX
Efesus 3:14-21; Mzm 33:1-2.4-5.11-12.18-19; Lukas 12:49-53
“Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala!”
YESUS mengejutkan kita dengan sabda-Nya saat
menyatakan bawa Ia akan melemparkan api dan menyebabkan perpecahan dari
pada memberi damai di bumi. Apakah artinya? Mari kita pusatkan peratikan
kita pada topik tentang api yang Yesus bicarakan. Api macam apaka yang
ada dalam pemikiran-Nya?
Dalam Kitab Suci, api sering dihubungkan dengan Allah dan
tindakan-Nya di dunia serta dalam kehidupan umat-Nya. Api dari Allah
memurnikan kasih dan membersihkan hidup kita.
Saya kutipkan beberapa contoh. Dalam Kitab Keluaran 3:2, Allah
berbicara kepada Musa dalam simbol api yang menyala di semak belukar
namun tidak menghanguskannya. Api juga menggambarkan kemuliaan Allah
(Yeheskiel 1:4, 13), kehadiran-Nya yang melindungi (2Raja 6:17),
kekudusan-Nya (Ulangan 4:24), pengadilan yang benar (Zakharia 13:9), dan
perlawanan terhadap dosa (Yesaya 66:15-16). Bahkan, api menggambarkan
Roh Kudus (Mateus 3:11, Kisah 2:3).
Terakhir, api juga terkait denga kasih Allah sendiri yang berkobar
bagi manusia. Kasih Allah dalam bara api yang menyala untuk menyucikan
kita dalam diri Yesus Kristus. Kasih Allah membakar dan menyucikan hidup
kt.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita menyembah Yesus Kristus yang
mengundang kita untuk meneliti hidup kita apakah kita sungguh telah
mengasihi Allah di atas dan melebihi segala-galanya. Kita harus
mengasihi Allah di atas segala-galanya. Semoga kasih Yesus Kristus
mendorong kita untuk menempatkan Allah sebagai yang utama dari semua
yang kita kerjakan dengan api cinta kasih kita kepada Allah dan sesama.
Api adalah gambaran tentang cinta yang menyala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar