Pw St Fransiskus dari Assisi
Ayb 42:1-3,5-6,12-16; Mzm 119; Luk 10:17-24
Dalam alam pikiran orang Yahudi, langit dan angkasa raya memuat aneka roh jahat dan kekuatan gaib yang sangat mengganggu manusia. Maka lumrah jika sekembali dari tugas perutusan, hal pertama yang dilaporkan para murid kepada Yesus adalah, “setan-setan takluk kepada kami demi Nama-Mu...” (10:17). Mereka mengalami, dalam kuasa Yesus, iblis telah dikalahkan dan tak berdaya lagi menindas manusia.
Yesus menjernihkan motivasi heroik para murid menjadi lebih teosentrik. Mereka tidak boleh berpuas diri karena mampu menaklukkan roh jahat, namun harus bersukacita, karena nama mereka terdaftar di surga. Artinya, tempat mahatinggi itu kini bukan lagi diduduki roh-roh jahat, tetapi oleh murid-murid yang diikutsertakan Yesus untuk memerintah dalam kuasa yang Ia terima dari Allah Bapa. Yesus bersyukur, Allah berkenan kepada orang kecil yang hatinya terbuka, bukan kepada orang bijak pandai yang menutup diri.
Bersama Fransiskus Assisi, kita mohon karunia mata hati untuk memandang Kerajaan Allah di dunia, Kerajaan Damai yang melingkupi alam semesta sehingga kita dapat menyapa matahari sebagai saudara dan menyebut bulan sebagai saudari.
Dalam alam pikiran orang Yahudi, langit dan angkasa raya memuat aneka roh jahat dan kekuatan gaib yang sangat mengganggu manusia. Maka lumrah jika sekembali dari tugas perutusan, hal pertama yang dilaporkan para murid kepada Yesus adalah, “setan-setan takluk kepada kami demi Nama-Mu...” (10:17). Mereka mengalami, dalam kuasa Yesus, iblis telah dikalahkan dan tak berdaya lagi menindas manusia.
Yesus menjernihkan motivasi heroik para murid menjadi lebih teosentrik. Mereka tidak boleh berpuas diri karena mampu menaklukkan roh jahat, namun harus bersukacita, karena nama mereka terdaftar di surga. Artinya, tempat mahatinggi itu kini bukan lagi diduduki roh-roh jahat, tetapi oleh murid-murid yang diikutsertakan Yesus untuk memerintah dalam kuasa yang Ia terima dari Allah Bapa. Yesus bersyukur, Allah berkenan kepada orang kecil yang hatinya terbuka, bukan kepada orang bijak pandai yang menutup diri.
Bersama Fransiskus Assisi, kita mohon karunia mata hati untuk memandang Kerajaan Allah di dunia, Kerajaan Damai yang melingkupi alam semesta sehingga kita dapat menyapa matahari sebagai saudara dan menyebut bulan sebagai saudari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar