Hari Biasa Khusus Adven III
Yes 7:10-14; Mzm 24; Luk 1:26-38
“Ecce
ancilla Domini fiat mihi secundum verbum tuum” (Luk 1,38). Inilah
kata-kata yang menutup dialog antara Maria dengan Malaikat Gabriel yang
kemudian menjadi sangat terkenal dan mengilhami banyak orang. Tiga kali
dalam sehari kita mendaraskan dalam doa Angelus. Jelas, kata-kata ini
merupakan kesediaan untuk ikut serta dalam karya Tuhan dengan segala
risiko. Bunda Maria tentu mengungkapkan kalimat ini setelah dia
menimbang-nimbang kata-kata malaikat yang mendatangi dia.
Seperti
yang saya renungkan pada hari-hari ini, Tuhan tampaknya membutuhkan
kerja sama manusia untuk dapat mewujud kan karya keselamataan-Nya.
Seandai nya Bunda Maria menolak, Tuhan tetap tidak akan merampas
kebebasan manusia untuk menyatakan pendapat. Tapi meskipun demikian,
kita tetap boleh yakin bahwa karya Tuhan tetap akan terwujud karena
“tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur” (bdk.
1Sam 3,19). Tetapi ketika Bunda Maria mengungkapkan fiat-nya,
maka ini merupakan keputusan dewasa yang lahir dari kemerdekaan yang
murni untuk bekerja sama dengan Allah, dengan segala risiko yang
mengiringi. Kalau sudah demikian, tak ada lagi tempat untuk mengeluh dan
mempersalahkan pihak lain!
Lalu?
Tuhan sangat menjunjung tinggi manusia dengan kebebasan. Persoalannya,
bagaimana kita mau memanfaatkan kebebasan ini? Untuk kemuliaan Tuhan
atau untuk kemuliaan kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar