Renungan Sabtu, 20 Desember 2014: Bersedia Ikut Serta

 
Hari Biasa Khusus Adven III
 
 Yes 7:10-14; Mzm 24; Luk 1:26-38

“Ecce ancilla Domini fiat mihi secundum verbum tuum” (Luk 1,38). Inilah kata-kata yang menutup dialog antara Maria dengan Malaikat Gabriel yang kemudian menjadi sangat terkenal dan mengilhami banyak orang. Tiga kali dalam sehari kita mendaraskan dalam doa Angelus. Jelas, kata-kata ini merupakan kesediaan untuk ikut serta dalam karya Tuhan dengan segala risiko. Bunda Maria tentu mengungkapkan kalimat ini setelah dia menimbang-nimbang kata-kata malaikat yang mendatangi dia.

Seperti yang saya renungkan pada hari-hari ini, Tuhan tampaknya membutuhkan kerja sama manusia untuk dapat mewujud kan karya keselamataan-Nya. Seandai nya Bunda Maria menolak, Tuhan tetap tidak akan merampas kebebasan manusia untuk menyatakan pendapat. Tapi meskipun demikian, kita tetap boleh yakin bahwa karya Tuhan tetap akan terwujud karena “tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur” (bdk. 1Sam 3,19). Tetapi ketika Bunda Maria mengungkapkan fiat-nya, maka ini merupakan keputusan dewasa yang lahir dari kemerdekaan yang murni untuk bekerja sama dengan Allah, dengan segala risiko yang mengiringi. Kalau sudah demikian, tak ada lagi tempat untuk mengeluh dan mempersalahkan pihak lain!

Lalu? Tuhan sangat menjunjung tinggi manusia dengan kebebasan. Persoalannya, bagaimana kita mau memanfaatkan kebebasan ini? Untuk kemuliaan Tuhan atau untuk kemuliaan kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar