Renungan Minggu, 07 Desember 2014: Sukacita dalam Roh Kudus

 
Minggu Adven II
 
Yes 40:1-5,9-11; Mzm 85; 2Ptr 3:8-14; Mrk 1:1-8

Pada akhir masa pembuangan di Babilonia, tanda-tanda kedatangan penyelamat Israel semakin dirasakan nabi Yesaya (Deutero Yesaya). Ia menyerukan warta sukacita Allah, “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku … ” (Yes 40:1). Nubuat itu terpenuhi ketika Koresh Agung, Raja Persia, mengeluarkan surat perintah yang mengizinkan orang Yahudi kembali ke Yerusalem (538 SM).

Yohanes Pembaptis pun merasakan kedatangan Sang Juru Selamat, Yesus Kristus kian dekat dan mempersiapkan jalan bagi-Nya. Nubuat itu terjadi ketika ia berjumpa dengan Yesus di Sungai Yordan. Bahkan, dialah yang membaptis-Nya. Namun, Yohanes sadar bahwa sesudah dia, akan datang Dia yang lebih berkuasa. “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus” (Mrk 1:8).

Apa artinya Yesus akan membaptis kita dengan Roh Kudus? Pertanyaan itu muncul dalam pikiran saya ketika Sidang Tahunan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) 2014, selama para uskup mempelajari Anjuran Apostolik Evangelii Gaudium (EG). Buah pembelajaran para uskup tertuang dalam Pesan Sidang Tahunan KWI 2014. (Baca: http://www.hidupkatolik.com/2014/12/05/pesan-sidang-tahunan-2014-kwi).

“Sukacita Injil memenuhi hati dan hidup semua orang yang menjumpai Yesus” (EG. 1). Perjumpaan dengan- Nya menjadi alasan utama mengapa murid- Nya mewartakan sukacita Injil kepada orang lain. Panggilan menjadi murid memuat tugas perutusan untuk membangun persaudaraan baru. Kepada para murid, Yesus telah memberikan amanat perutusan Tuhan, “…pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat 28:19). Agar Kerajaan Allah hadir secara nyata dan Injil tetap diwartakan, Kristus mendirikan Gereja- Nya, himpunan orang beriman Kristiani berkat baptisan air yang menjadikan seseorang anggota Gereja, Tubuh Kristus. Kita berdoa dan bersyukur karena rahmat-Nya, Gereja tumbuh, berakar, mekar, dan berbuah di Indonesia.

Kristus membaptis dengan Roh Kudus (bdk. Mrk 1: 8). Roh Kudus mengubah manusia lama yang dikuasai dosa menjadi manusia baru, yakni kepada mereka yang menerima maupun yang tidak menerima baptisan air. Bagaimana Roh Kudus bekerja ditegaskan oleh Bapa Suci: “Roh Kudus dapat dikatakan memiliki kreativitas tak terbatas, tepat untuk pikiran ilahi, yang tahu bagaimana melonggarkan simpul-simpul permasalahan manusia, bahkan yang paling rumit dan sulit dipahami” (EG.178).

Roh Kudus yang bekerja dalam diri Yesus memampukan- Nya untuk melaksanakan kehendak Allah secara tuntas dengan bersedia menapaki jalan salib menuju kematiaan-Nya di Golgota. Di puncak Golgota, Yesus Kristus diakui sungguh Anak Allah (bdk. Mat 27:54). Dalam Yesus, kita menemukan pola hidup sebagai Anak Allah, pola dasar untuk membangun persaudaraan sejati dengan siapa saja dan apa saja. Bagaimana persaudaraan sejati itu dibangun di Indonesia? Dalam Pesan Sidang para Uskup ditegaskan: “Di bumi Indonesia yang majemuk, beriman berarti beriman dalam kebersamaan dengan yang lain, yang berbeda agama, suku, ras dan golongan. Dialog antaragama memerlukan sikap terbuka terhadap kebenaran dan terhadap kasih” (EG.250). Membangun persaudaraan sejati tak cukup dengan sikap toleran, sekadar menerima yang lain karena ada, tapi dibutuhkan sikap kasih terhadap yang lain, dan saling menghormati untuk mewujudkan persaudaraan sejati antarsesama manusia dan semua makhluk, di mana Alllah menjadi Bapa bagi semua.

Dewasa ini, kita merasakan hembusan Roh Kudus yang bekerja secara kreatif untuk membangun bangsa Indonesia melalui orang-orang yang berkehendak baik. Bangsa Indonesia sedang merasakan tanda-tanda zaman dengan terpilihnya Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Kesediaannya untuk mengemban tugas kepemimpinan dengan semangat pelayanan dalam pemerintahan yang bersih menjadi harapan bagi banyak orang untuk membangun masa depan lebih baik. Kiatnya mengadakan revolusi mental merupakan ajakan pertobatan bagi seluruh bangsa untuk membangun Indonesia Baru.

Memasuki Minggu Adven II, marilah kita bersuka cita dalam Roh Kudus. Allah telah menitipkan pesan-Nya, “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku …” (Yes 40:1), karena ’ Sang Juru Selamat kita segera datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar