Renungan Kamis, 04 Desember 2014: Dimensi Sosial Iman

 
Pekan I Adven
 
Yes 26:1-6;Mzm 118; Mat 7:21,24-27

Dalam ilmu bangunan, fondasi dasar merupakan yang paling utama. Ia menentukan masa depan bangunan beserta seluruh penghuninya. Hal yang sama berlaku bagi fondasi kehidupan. “Bila taufan melanda, lenyaplah orang fasik, tetapi orang benar tetap abadi kokoh berlandasan.” (Ams 10:25).

Dalam Mat 7:25, Yesus menunjukkan masa depan rumah kehidupan harus didirikan di atas petra (Yun. gunung batu). Dalam tradisi Perjanjian Lama, petra adalah gambaran kekuatan Allah. Yahwe adalah gunung batu keselamatan kita, kata Mzm 95:1. Ini berarti, kekuatan dan kehadiran Allah merupakan satu-satunya landasan setiap kehidupan Kristen. Namun, iman ini tak boleh berhenti dalam ucapan, tapi harus diwujudkan, sehingga iman akan kekuatan dan kehadiran Allah, memiliki dimensi sosial.

Ungkapan ‘mengikuti’ (Yun. akoloutheó) Yesus, memiliki arti ‘berada di belakang keleuthos (Yun. jalan)’ yang ditempuh Yesus. Ini berarti, seluruh hidup kita harus berjalan melalui dan dalam ‘tapak-tapak Yesus’, di mana terdapat seluruh karya, penderitaan, kematian, serta kebangkitan-Nya. Dalam tapak-tapak itulah, keselamatan terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar