Renungan Sabtu, 12 Agustus 2017 : Iman Sejati

YESUS kecewa ketika melihat para rasul tidak mempu menyembuhkan seorang anak. Sungguhpun mereka telah diberi kuasa olehNya, namun keraguan yang menyelimuti diri mereka menjadi penyebab utama gagalnya tugas yang diemban mereka.
Iman yang kokoh harus menjadi landasan utama di dalam hidup kita. Permasalahan dan kesulitan yang kita jumpai baik di dalam keluarga, pekerjaan dan pelayanan harus kita atasi dengan iman yang mendalam, yang berakar kuat kepadaNya. Namun bukan berarti kita hanya duduk berdoa siang malam, mengharapkan mukjizatNya tanpa melakukan usaha apapun. Sadari bahwa iman tanpa perbuatan akan sia-sia belaka.
Maka sambil terus berupaya mengatasi segala persoalan yang ada, hendaknya kita tak jemu-jemu datang ke hadapanNya dengan kerendahan hati. Mari bersandar kepada kekuatanNya, dan percaya kepadaNya dengan sepenuh hati. Pada saatNya, Ia akan turun tangan untuk memberikan jalan keluar yang terbaik bagi kita.

Renungan Jumat 11 Agustus 2017 : Pengikut Kristus Yang Sejati

DALAM SabdaNya hari ini, Yesus menegaskan bahwa untuk menjadi pengikutNya yang sejati, dibutuhkan komitmen dari kita semua untuk melaksanakan hal-hal berikut:
  • Menaklukkan diri sendiri, dengan selalu mengutamakan Dia di atas segala hal. Menjadi pribadi yang terus menerus menebarkan kasih dan pengampunan kepada siapa saja di setiap waktu, walau terasa berat dan menyakitkan.
  • Menapaki jalani penderitaan dan memanggul beban hidup dengan penuh kesetiaan
  • Taat mengikuti sikap hidupNya, tidak menyimpang dari jalanNya
Memang tidak mudah untuk melaksanakan hal tersebut di atas. Oleh sebab itu, mari persembahkan diri kita kepadaNya, untuk dibentuk dan disempurnakan olehNya, agar kelak kita layak memperoleh keselamatan yang dijanjikanNya.

Renungan Rabu 9 Agustus 2017 : Tekun Dalam Iman

INJIL pada hari ini mengisahkan kegigihan seorang wanita Kanaan. Ia pantang menyerah, tetap bertahan untuk memohon pertolongan kepada Yesus walaupun permohonannya tidak dihiraukan bahkan ditolak Yesus.  Berkat ketekunan, kerendahan hati dan keteguhan imannya, Yesus tergerak hatinya dan mengabulkan permintaannya.
Setiap manusia tidak pernah luput dari berbagai permasalahan di dalam hidupnya, demikian juga kita sebagai murid Yesus pasti mengalaminya juga. Tidak jarang kita mengalami kekecewaan karena apa yang kita inginkan tidak dikabulkan olehNya. Kerap kita merasa ditinggalkan, dibiarkan sendirian terjebak di dalam pusaran badai kehidupan.
Sadari bahwa Tuhan selalu menyertai kita. Ia menggunakan berbagai kesulitan, penderitaan, permasalahan sebagai sarana untuk menumbuhkan iman kita dan mendekatkan relasi kita kepadaNya. Janganlah bersungut-sungut kepadaNya, melainkan:
  • Miliki iman yang mendalam dan berakar kuat kepadaNya agar kita tetap percaya kepadaNya di tengah situasi yang tak menentu
  • Tidak jemu-jemu berdoa dan berseru kepadaNya dengan kerendahan hati
  • Belajar untuk menunggu jawaban daripadaNya dengan sabar dan penuh harapan
maka ketika saatNya tiba, Ia akan menganugerahkan solusi terindah bagi kita.

Renungan Jumat , 28 Juli 2017 : Mengolah Hati

INJIL pada hari ini mengajak kita semua untuk melakukan introspeksi diri. Sebagai pengikut Kristus, sudahkah benih Sabda yang ditaburkanNya membuahkan kasih dan kebaikan di dalam kehidupan kita? Coba evaluasi kembali penziarahan hidup kita sampai saat ini, termasuk kategori manakah diriku?
  • Selalu mengedepankan logika dan akal budi, terlalu percaya pada kemampuan dan kehebatan diri sendiri sehingga mengabaikan keberadaan Tuhan. Sabda yang didengar hanya masuk telinga kanan dan keluar lewat telinga kiri
  • Hanya percaya kepadaNya ketika semua rencana berjalan lancar, namun dengan segera meninggalkan Dia saat berbagai badai kehidupan datang memporakporandakan seluruh rencana yang telah tersusun dan tertata rapi. Hal ini terjadi karena Sabda yang didengar tidak pernah dihayati sehingga tidak mengakar di dalam hidupnya
  • Lebih mengutamakan kesenangan duniawi sehingga Tuhan ditempatkan pada urutan terakhir. Akibatnya, Sabda yang sudah mulai bertumbuh pada akhirnya mati perlahan-lahan karena ditelantarkan.
Bila sampai saat ini kita belum menjadi pendengar dan pelaksana SabdaNya, janganlah berkecil hati, masih ada kesempatan untuk mengubah diri kita. Mari tumbuhkan komitmen untuk mengolah lahan hati kita. Semoga dengan setia menyiraminya dengan doa dan memupuknya dengan SabdaNya; lahan hati kita menjadi subur dan membuahkan banyak tindakan kasih dan kebaikan.

Renungan Kamis 20 Juli 2017 : Pikul Beban Kehidupan Bersama Yesus

MASALAH merupakan bagian dari hidup, tidak ada seorang manusia pun yang bebas daripadanya. Berbagai persoalan akan senantiasa silih berganti datang menghampiri siapa saja dari waktu ke waktu.
Sebagai murid Kristus, hendaknya kita tidak membiarkan kekawatiran, kegelisahan dan ketakutan mendera dan menguasai hidup kita; karena hanya akan membuat kita menjadi frustrasi dan putus harapan. Kita harus menyadari bahwa dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan diri sendiri, tentu saja kita tidak akan sanggup menghadapi berbagai beban kehidupan yang menghimpit kita. Namun bila kita mengambil keputusan untuk menghadapinya bersama Yesus, pasti beban kita akan terasa jauh lebih ringan.
Yesus tidak pernah berjanji untuk melenyapkan semua beban kita, tapi Ia berjanji untuk menyertai kita dan ikut memikul beban kita. Ia mengundang siapa saja yang berbeban berat untuk datang kepadaNya.
Mari tanggapi undanganNya dengan menyerahkan hidup kita ke dalam pimpinanNya. Percayalah sepenuhnya kepadaNya dan melangkah bersamaNya. Segala perkara pasti dapat ditanggung bersama Dia, karena di dalam Dia kita menemukan kekuatan, semangat dan pengharapan baru.

Renungan Rabu 19 Juli 2017 : Bersyukur dan Rendah Hati

DALAM menjalani kehidupan, banyak orang yang tidak bersyukur kepada Tuhan. Padahal Ia telah menyediakan segala yang diperlukan bagi kita secara cuma-cuma, seperti nafas kehidupan, akal budi, talenta.
Banyak juga yang dikuasai kesombongan saat mereka berada di puncak sukses. Mereka merasa bahwa semua yang mereka miliki adalah semata-mata hasil kerja keras dan usaha diri sendiri. Kesombongan membuat mereka lupa akan Tuhan, dan tidak mengakui peranNya di dalam hidup mereka.
Sadari bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi. Roda kehidupan akan bergulir, kesuksesan dan kegagalan, sehat dan sakit, suka dan duka, semua ada masanya. Tanpa percaya dan bergantung kepada Dia, maka hanya lembah keputusasaan yang ditemui.
Lewat doaNya, Yesus menyadarkan kita agar selalu mengucap syukur kepada Bapa di segala waktu dan di dalam setiap kondisi. Mari belajar untuk menumbuhkan kerendahan hati, miliki hati dan pikiran yang terbuka agar kita peka mendengar suaraNya yang disampaikanNya lewat berbagai peristiwa hidup yang kita alami. Dengan mengandalkan Dia, pasti kita dimampukan untuk menyelaraskan langkah hidup kita dengan kehendakNya.

Renungan Selasa 18 Juli 2017 : Pertobatan, Jalan Menuju Keselamatan

YESUS telah melakukan berbagai mukjizat di beberapa kota. Namun amat disayangkan, penduduk di kota tersebut tetap tidak mau bertobat, sehingga Yesus merasa kecewa dan mengecam kota tersebut.
Kecaman yang dilontarkan Yesus pada hari ini, hendaknya mendorong kita untuk melakukan introspeksi diri.
Rahmat keselamatan telah dianugerahkanNya kepada kita lewat penderitaan, wafat dan kebangkitanNya. Kesadaran bahwa kita amat berharga di mataNya hendaknya mendorong kita untuk selalu bersyukur kepadaNya dengan senantiasa hidup seturut kehendakNya.
Namun kita juga harus tetap waspada, jangan sampai karena menganggap diri sudah hidup benar, menjadikan kita takabur sehingga merasa tidak perlu bertobat.
Mari jaga dengan sungguh-sungguh rahmat keselamatan yang telah disediakanNya bagi kita. Belajar untuk bersikap rendah hati, hidup di dalam pertobatan, arahkan hati kita hanya kepadaNya dan ayunkan langkah kita di jalanNya.

Renungan Kamis 13 Juli 2017 : Senantiasa Andalkan Tuhan

YESUS memilih, memanggil dan mengutus kita untuk menjadi saksiNya di tengah dunia ini. Sebagai muridNya, hendaknya kita menerima tugas perutusanNya dengan penuh tanggung jawab. Untuk memotivasi dan mendorong semangat kita dalam mewartakan kabar keselamatan ini, kita perlu menyadari hal-hal berikut:
  • Tuhan sudah banyak sekali melimpahkan berkat dan anugerahNya kepada kita secara cuma-cuma. Syukuri kasih dan kebaikanNya dengan bersedia menjadi penyalur berkatNya kepada orang-orang di sekitar kita. Lakukan dengan tulus, tanpa pamrih, dan tanpa ditunggangi oleh berbagai maksud tersembunyi
  • Jangan bergantung pada kemampuan diri sendiri ataupun pada kelengkapan sarana dan fasilitas. Melainkan percayalah sepenuhnya kepada penyelenggaraanNya, Ia pasti mencukupkan dan melengkapi semua yang kita butuhkan pada saatNya
  • Ketika kebaikan yang kita taburkan dan pelayanan yang kita berikan, dipandang sebelah mata bahkan ditolak mentah-mentah, janganlah kecil hati, tersinggung atau pun menyimpan amarah. Selalu berpegang pada ajaranNya yakni kasih dan pengampunan. Melekatlah kepadaNya, Ia pasti akan mengalirkan damaiNya, kekuatan dan semangat baru bagi kita untuk tetap melanjutkan tugas kita dengan sukacita
Mari laksanakan tugas perutusan ini dengan penuh iman dan harapan. Andalkan Dia dan mohon pimpinanNya agar kita dapat menjalankannya seturut kehendak dan rencanaNya.

Renungan Rabu 5 Juli 2017 : Bersama Yesus Taklukkan Iblis Dan Tebarkan Kasih

DALAM Injil hari ini, dikisahkan tentang dua orang lelaki yang kerasukan roh jahat, yang tak berdaya untuk melepaskan diri dari kekuasaan iblis. Hanya Yesus yang mampu membebaskan mereka; dengan sabdaNya, iblis pun takluk dan meninggalkan mereka. Namun orang-orang Gadara bukannya bersyukur atas kebaikan Yesus, mereka malah mengusir Dia.
Lewat kisah ini, kita dapat memetik pelajaran berikut:
  • Roh jahat mengenali Yesus dan mereka takut terhadap Dia. Oleh sebab itu, kita harus setia membina relasi dengan Yesus dan mengisi seluruh pikiran dan hati kita dengan SabdaNya. Hayati sungguh-sungguh sabdaNya, maka sabda akan menjadi benteng pertahanan kita terhadap godaan dan tipu daya iblis yang selalu berusaha mencari jalan masuk untuk menguasai diri kita
  • Jangan pernah berhenti berbuat baik dan menebarkan kasih walaupun tindakan kita mendapatkan penolakan dan tanggapan negatif. Lakukan semuanya dengan tulus, tanpa mengharapkan balasan apapun, bahkan juga sekedar ucapan terima kasih. Hanya kasih yang mampu mematahkan belenggu kebencian dan memutuskan rantai balas dendam.
Mari bersandar kepada Yesus, mohon kekuatan daripadaNya agar kita dimampukan menjadi murid-muridNya yang sejati.

Renungan Selas 4 Juli 2017 : Iman Yang Hidup

SABDANYA  pada hari ini, mengundang kita semua agar memiliki iman yang hidup. Yakni iman yang tidak pernah padam kendati berbagai badai dan gelombang kehidupan silih berganti menerpa perahu kehidupan kita.
Sadari bahwa Tuhan maha kuasa dan juga maha pengasih. PenyertaanNya abadi; tiada satu peristiwa pun luput dari pandanganNya. Semuanya terjadi atas seizinNya; seluruh penderitaan, hambatan dan kesulitan dijadikanNya sebagai sarana pemurnian diri dan juga pertumbuhan iman kita.
Mari serahkan diri kita ke dalam tangan kasihNya. Jangan berfokus pada permasalahan yang terbentang di hadapan kita, melainkan arahkan hati kita hanya kepadaNya dan melangkah dengan iman. Dialah tumpuan hidup kita, bersama denganNya kita akan dimampukan mengatasi segala permasalahan dan berjalan menuju keselamatan.

Renungan Jumat 30 Juni 2017 : Percaya Dan Berserah Kepada Yesus

SEORANG yang berpenyakit kusta memberanikan diri untuk datang menghadap Yesus. Ia bersujud dan menyembahNya, memohon agar dirinya ditahirkan. Imannya yang besar menggerakkan hati Yesus, untuk kemudian menjamah dan memulihkannya.
Bila saat ini kita sedang menderita sakit penyakit yang tak kunjung sembuh, janganlah berputus asa. Bangkit dan datanglah bersimpuh di hadapanNya dengan penuh kerendahan hati. Miliki keyakinan yang teguh akan kuasaNya dan berserah kepadaNya.
Mohon belas kasihNya dan jangan pernah memaksakan kehendak kita. Biarlah kehendakNya saja yang terjadi di dalam hidup kita; Dia pasti memulihkan kita pada saatNya dan dengan caraNya yang indah.

Renungan Kamis 29 Juni 2017 : Setia Mewartakan Injil

KENDATI banyak mengalami penolakan, hambatan dan penganiayaan; Petrus dan Paulus tidak pernah gentar dan lelah mewartakan Injil ke mana pun mereka melangkah. Kasih Kristus yang mereka alami di dalam hidup mereka, mengubah diri mereka dan membuat mereka bersedia mempersembahkan hidup mereka kepadaNya.
Perayaan pada hari ini, Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, Rasul; mengundang kita semua untuk memiliki semangat yang berkobar-kobar dalam mewartakan Injil. Jadikan Petrus dan Paulus sebagai inspirator dan motivator bagi kita, agar kita tidak mengenal putus asa dalam melaksanakan tugas perutusan yang telah dipercayakanNya kepada kita.
Mari wartakan kebenaran, taburkan kasih dan kebaikan kepada siapa saja, sehingga lewat kesaksian hidup kita, banyak orang tergerak untuk mengenal Dia.

Renungan Rabu 28 Juni 2017 : Serigala Berbulu Domba

YESUS memperingatkan kita akan adanya orang-orang munafik yang menyamar bagaikan domba. Kehadiran mereka sulit dideteksi karena mereka membaur di antara kita. Mereka memperlihatkan sikap yang religius dan tutur kata yang manis. Namun di balik penampilan mereka yang begitu mengesankan, tersembunyi seekor serigala yang siap menerkam dan menyeret kita ke jalan yang sesat.
Oleh sebab itu kita harus waspada, dengan cara mencermati buah-buah dari tindakan mereka. Hanya pribadi yang memiliki pikiran dan hati yang baik akan membuahkan kasih dan membawa kedamaian; bukannya kebencian, konflik dan perpecahan.
SabdaNya pada hari ini juga mengundang kita untuk introspeksi diri. Apakah iman kita kepadaNya sudah membuahkan tindakan seturut ajaranNya? Apakah hidup kita sudah memancarkan kasihNya?
Bila sampai saat ini kita masih belum menjadi pelaksana sabdaNya, mari kita segera mengubah dan memperbaharui diri. Jangan sampai kita sendiri menjadi serigala berbulu domba, tidak memperlihatkan keselarasan antara kata dan perbuatan, sehingga membuat orang di sekitar kita tidak mau mengenal Yesus.